Rabu, 19 Juni 2013

My Hentai Prince chapter 3


Disclaimer :
Naruto © Masashi Kishimoto
Warning : OOC, Typo bertebaran, EYD parah, cerita GaJe, LIME dll.
Dont like? Up to you :)
Happy Reading

Pemuda berambut raven itu memandang wajahnya di dalam cermin. Ya, dia adalah Uchiha Sasuke. Pemuda mesum yang kena 'bogem mentah' dari seorang perempuan berambut soft pink yang berstatus menjadi pacarnya—Haruno Sakura.
"Kena kepret cewek, eh?"
Uchiha Sasuke menoleh ke arah sumber suara. Ditatapnya tajam seseorang yang berdiri tepat disampingnya. Ya, di sampingnya telah berdiri Uchiha Itachi, kakak kandungnya yang lebih tua 3 tahun darinya.
"Diam."
Uchiha Itachi tersenyum geli. Baru pertama kali ini ada seseorang yang berani mem'bogem' adik kesayangannya. Ini benar-benar langka.
"Makanya, berhenti bertindak mesum. Aku rasa perempuan yang menjadi pacarmu itu tidak mencintaimu."
CTAK!
4 sudut siku-siku seketika muncul di kening pemuda raven tersebut.
"Dia mencintaiku, kok! Aku yakin itu!"
Itachi melongo. Narsis sekali Uchiha muda ini.
"Itu pemikiranmu," Itachi membuka pintu kamar Sasuke lalu keluar dari kamar adik kesayangannya itu. "Mana mungkin cewek yang berani mem'bogem' lelaki mesum sepertimu itu mencintaimu."
"Diam kau, ITA—HI!"

"Engh~!"
Perempuan berambut soft pink itu mendesah tertahan saat pemuda berambut raven disampingnya meraba lembut paha mulusnya.
"Bagaimana? Terangsang, Sakura-chan?" Tanya pemuda raven tersebut sambil tersenyum nakal.
"Ennggh! He—hentikan! I—ni jam pelajaran! Babaka Hentai!" Perempuan bernama Sakura itu mencoba berontak. "Se—setidaknya lepaskan kedua tanganku dari cengkraman tanganmu!"
"Kalau aku tidak mau bagaimana?"
Sakura mendengus kesal. Kedua tangannya dicengkram erat oleh pemuda raven disampingnya. Sedangkan paha mulusnya diraba-raba oleh pemuda mesum itu. Ingin rasanya Sakura berteriak tetapi suara itu tidak kunjung keluar, melainkan desahanlah yang keluar dari mulutnya.
"Ennggh~!"
Sakura kembali mendesah saat lidah Sasuke menjilati telinganya. Perempuan itu mencoba menahan setengah mati desahannya supaya tidak keluar. Jika keluar, pasti semua murid dan guru yang ada di kelas ini akan curiga.
"Keluarkan saja desahanmu itu, Sakura-chan," Sasuke menyeringai nakal. "Kalau ditahan, kan sayang."
"A—aah! He—hentikan aksimu i—itu, Hentai!" Berontak Sakura dengan sekuat tenaga.
Sasuke kemudian menghentikan aksinya dan melepaskan cengkramannya. Dilihatnya Sakura dengan seksama. Betapa cantiknya perempuannya ini jika sedang terangsang. Sasuke harus menahan mati-matian hasratnya dengan ekspresi Sakura yang bisa dibilang kacau karena perlakuan Sasuke sendiri. Sangat manis!
"Hmm, ternyata asyik juga membuat dirimu terangsang selama 1 jam,"
Perempuan soft pink itu menatap tajam pemuda disampingnya. "Kau tahu, aku mati-matian menahan desahan terkutuk itu!"
"Kan sudah aku bilang, keluarkan saja desahanmu itu,"
"Kalau aku keluarkan suara aneh itu, semuanya akan curiga!"
"Kalau begitu, keluarkan suara desahanmu nanti saat kita berdua di atas ranjang, Honey."
BLUSH!
Wajah Sakura memerah seketika. Kenapa semua ucapan-ucapan pemuda ini sangat lihai membuatnya blushing?
"Ja—jangan meng—menggodaku!"
"Wajar saya aku menggodamu, Honey, kau kan pacarku,"
"Tapi aku tak pernah meng-iya-kan kita pacaran!"
"Tapi kau tidak menolaknya,"
"Baiklah!" Sakura menarik nafas. "Aku menolak menjadi pacarmu!"
"Telat, semua orang di sekolah sudah tahu bahwa kita berpacaran,"
"Kalau begitu kau bilang ke semua orang bahwa kita tidak berpacaran!"
"Kau saja, yang tidak mau pacaran itu kan dirimu,"
Aaaarrrrggghhh!
Sakura menjerit kesal. Pemuda disampingnya ini benar-benar lawan bicara yang handal. Andai saja di kelas ini tidak ada orang sama sekali, dia akan menghajar pemuda mesum ini sampai mati. Dia benar-benar tidak tahan lagi atas perlakuan Uchiha mesum itu.
"Sensei!" Ucap Sakura sambil mengangkat tangannya.
"Ya, Haruno-san?"
"Kakashi-sensei, Boleh aku ke toilet sebentar?"
"Silahkan."
Sakura pun pergi meninggalkan Sasuke yang heran kenapa perempuan itu pergi ke toilet. Dengan cepat, ditariknya pergelangan kiri Sakura yang sukses membuat Sakura menoleh padanya.
"Aku ikut,"
Eh?
"Kau ingin mengintipku di toilet, huh?"
"Aku penasaran dengan warna celana dalammu."
BUAAAGGHH!
'Bogem mentah' kembali tercipta di wajah tampan Sasuke.
.
.
.
"Cih! Dia itu memang benar-benar mesum!" Umpat Sakura dengan perasaan yang sangat kesal. Kenapa pemuda raven itu benar-benar seperti ingin memperkosanya? Padahal perempuansoft pink ini kan baru pertamakali pacaran. Ciuman pertama juga sukses direnggut pemuda raven mesum itu. Seharusnya, ciuman pertama itu dilakukan dengan orang yang disukai dan nuansanya juga harus romantis.
Aarrrrggghhh!
Inner Sakura menjerit sejadi-jadinya.
"Andai saja aku tidak datang ke atas atap sekolah, pasti tidak akan seperti ini!"
Ya, sekarang Haruno Sakura menyesal atas rasa penasarannya saat itu. Rasa penasaran yang membuatnya mendapat pacar—Uchiha Sasuke. Pacar mesum. Sebenarnya Sakura sangat senang mendapat pacar seperti Uchiha Sasuke yang terkenal di sekolah, tetapi Sakura tidak pernah membayangkan bahwa ternyata Uchiha tersebut mesum sekali. Padahal, dari tampangnya saja, Uchiha tersebut dingin. Bahkan terlalu bahaya untuk didekati. Sangat Bahaya!
"Apa yang harus aku lakukan?"
BRUK!
Eh?
"Kyaaaa!"
SREEETT!
BRAAAK!
"Sa—sakit!"
Bisa dipastikan Haruno Sakura jatuh tersengkur karena tersandung dan terlalu banyak melamun. Perempuan itu mencoba untuk berdiri, tetapi aksinya tersebut terhenti saat sebuah kain berwarna hitam yang berbentuk seperti celana panjang berada dihadapannya dengan jelas.
Haruno Sakura menatap lekat-lekat kain tersebut.
Tu—tunggu dulu!
I—itu kan...
Celana seragam cowok!
Sakura meneguk ludah dengan susah payah. Perempuan berambut soft pink tersebut menoleh keatas. Terlihat seorang pemuda berambut merah dan berwajah Baby Face yang sedang berdiri kaku dihadapannya sedang menatap tajam dengan mata yang penuh amarah kearahnya. Tunggu! Jangan bilang bahwa Sakura...
"Ma—maafkan aku."
...Menelanjangi seorang pemuda secara tidak sengaja.
"Kau!" Pemuda itu menarik celananya yang sempat kedodoran kemudian merapikannya. "Siapa namamu?!"
"A—aku..." Perempuan soft pink itu gelagapan. Haruskah dia memalsukan namanya? "Ha—Haruno. Haruno Sakura."
"Dasar cewek mesum!"
Pemuda merah tersebut pergi meninggalkan perempuan berambut soft pink yang sedang jawdroop atas perkataannya.
"He—hei, tu—tunggu dulu! A—aku bukan cewek mesum!"
NOOOOOOOOO!
Inner Sakura kembali menjerit.
.
.
.
"Ino, Hinata, sepertinya kehidupan masa remajaku akan berakhir." Ucap perempuan soft pink yang sedang duduk sambil menatap keluar jendela dengan sendu.
"EH?!" Kedua sahabatnya tersebut kaget setengah mati.
"Aku..." Sakura menarik nafas. "Aku menelanjangi seorang pemuda!"
"APAAA?!"
"Dan pemuda tersebut pergi meninggalkanku sambil berkata bahwa aku ini cewek mesum,"
Ino dan Hinata jawdroop.
"Te—tenang, Sa—sakura-chan ti—tidak mesum kok." Hinata mencoba membujuk Sakura supaya kecerian perempuan soft pink tersebut kembali seperti dulu lagi.
"I—iya! Kau bu—bukan cewek mesum kok." Ino angkat bicara.
Sakura berpikir sejenak. Benar juga yang dikatakan kedua sahabatnya ini. Dia tidak mesum kok. Yang mesum itu kan Uchiha Sasuke.
"Ne, Sakura, bagaimana kalau kau dan Uchiha itu kencan besok Minggu?"
BRUUUSSHH!
Sakura menyemburkan minumannya dengan indah yang untungnya tidak mengenai kedua sahabatnya itu.
"Ke—kencan?" Sakura kembali mengulangi pertanyaan Ino.
"Iya, kencan. Kau belum pernah kencan, bukan?"
Sakura mengangguk. "Ta—tapi aku kencan dengan siapa nantinya?"
"Tentu saja denganku."
Tunggu.
Suara ini...
"SASUKE?!" Sakura dan kedua sahabatnya kaget seketika. Kenapa pemuda berambut raven ini selalu muncul dengan tiba-tiba?
"Ini tiketnya," Uchiha tersebut menyerahkan dua tiket kepada Sakura.
"Ki—kita akan ke taman bermain?"
"Iya, kita akan naik kereta sekitar 1 jam."
Sakura terlihat berpikir. Apakah dia harus menerima ajakan Uchiha mesum ini? Bagaimana kalau tiba-tiba pemuda tersebut melakukan hal-hal aneh?
"Terima saja!" Bisik Ino."Ini kencan perdanamu!"
"Ba—baik. Aku terima."
Dan Sakura tak pernah mengetahui bahwa ucapannya tersebut sukses mengukir seringai nakal di wajah Uchiha Sasuke.
.
.
.
"Ingat! Jangan melakukan hal-hal aneh didalam kereta! Kau mengerti?" Ucap perempuan soft pink tersebut ke arah pemuda raven disampingnya.
"Iya," Pemuda tersebut hanya memberi respon singkat.
"Kereta XXXX dengan tujuan XXXX akan segera datang"
"Nah! Sasuke, itu keretanya! Ayo cepat!"
Sasuke dan Sakura pun mulai masuk ke kereta yang mereka tuju. Yang benar saja, ternyata di hari Minggu kereta terasa sangat sesak. Bahkan lebih sesak dari biasanya. Keramaian juga melengkapi keadaan sesak dikereta itu. Dengan sekuat tenaga, akhirnya Sakura menemukan tempat kosong untuk mereka berdua. Yah, walaupun tempat yang mereka isi tersebut dekat dengan pintu kereta.
"Aduh!" Sakura meringis kesakitan ketika seseorang tak sengaja mendorong Sasuke yang sukses membuat pemuda itu semakin menghimpit perempuan soft pink yang ada dihadapannya.
"Hei, kalau dipikir-pikir, keadaan kita yang seperti ini benar-benar erotis, eh?"
Sakura mengerjapkan matanya saat Sasuke yang berada dihadapannya itu membisikkan kata-kata ke telinganya. Ditatapnya pemuda tersebut dengan tajam. Yang benar saja. Mereka berdua saling berhadapan. Sesekali dada mereka saling bersentuhan di saat orang-orang saling dorong-mendorong. Sakura gelagapan karena baru tersadar atas keadaan mereka yang berbahaya.
"A—apa ma—maksudmu, hah?!"
Sasuke dengan sengaja semakin menghimpit Sakura. Dada mereka pun kembali bersentuhan. Sakura tak bisa melakukan apa-apa lagi karena dirinya telah bersandar di pintu kereta tersebut.
"A—ah~!" Sakura mendesah tertahan di saat Sasuke kembali sengaja menghimpitnya. "Ka—kau ja—jangan sengaja melakukannya, Hentai!"
"Bisa kau pelankan sedikit suaramu?" Sasuke menghela nafas. "Kau ingin semua orang di kereta ini tahu bahwa kita melakukan hal seperti ini?"
Sakura akhirnya terdiam. Benar juga ucapan Uchiha mesum ini.
"Ngomong-ngomong," Sasuke memperhatikan badan Sakura. "Kau terlihat cantik hari ini,"
Wajah Sakura bersemu merah. "Be—benarkah?"
"Hm, dress dan cardigan-mu sewarna, jadi terlihat cocok."
Sakura tersenyum bangga. Dia harus berterimakasih nanti kepada Ino dan Hinata yang telah memilihkan pakaian untuk dirinya.
Tanpa diketahui oleh perempuan soft pink itu, pemuda raven di hadapannya ini telah menyeringai nakal sambil menatap tubuhnya dengan penuh nafsu.
"Kau terlihat seksi, Honey," Bisik Sasuke di telinga Sakura.
BLUSH!
Wajah Sakura kembali memerah. Kenapa pemuda itu mengatakan hal yang membuat Sakura malu. Ah, pemuda ini benar-benar pandai memperlakukan perempuan.
"Ja—jangan menggodaku!" Sakura menundukan wajahnya di dada bidang Sasuke. Sasuke yang melihat ekspresi Sakura pun tertawa geli.
Dengan perlahan, tangan Uchiha itu mulai meremas dada Sakura yang masih tertutupi dress. Sakura tersentak kaget dan mencoba berontak dengan menjauhkan tangan Sasuke dari dadanya. Tetapi Sasuke semakin menghimpitnya agar perempuan soft pink itu tidak dapat berontak dengan ganas.
SHANNARO! DIA KEMBALI MENJADI MESUM!
"Jangan berontak, kau tidak ingin orang lain tahu kan bahwa aku sedang meremas dadamu?"
"Ta—tapi—!"
"Diam dan nikmati saja."
"Ta—tapi, Sa—Sasu! Ngghh!"
Sakura kembali mendesah tertahan saat Sasuke meremas dadanya dengan kencang. Perasaan aneh mulai menyelimuti perempuan soft pink itu. Apa yang terjadi dengannya sekarang? Kenapa dia mengizinkan Sasuke meremas dadanya? Padahal dia akan mem'bogem' pemuda raven ini jika tangan pemuda tersebut menyentuh dadanya—walaupun hanya sedikit.
"Sa—sasuke—Ah~! He—hentikan! Ngghh!"
"Tahan desahanmu, Honey,"
Dengan sengaja, Sasuke menaikkan kekuatan remasannya pada dada Sakura dan sukses membuat Sakura mendesah keras. Bahkan lebih keras dari sebelumnya. Mereka berdua bersyukur bahwa desahan tersebut tak terdengar oleh orang lain karena kereta tersebut sangat ramai.
Bosan hanya dengan bermain dada saja, Sasuke kemudian melumat bibir Sakura dengan ganas tanpa Sakura tersentak kaget saat Sasuke menggigit bibir bawahnya yang sukses membuat Sakura mengerang dan membuka mulutnya. Tentu saja hal itu menguntungkan bagi Uchiha mesum ini. Dengan mudah, lidah Uchiha itu bermain di dalam mulut Sakura. Mengobrak-abrik isinya, memainkan lidah, juga mengabsen gigi putih Sakura. Air liur mereka pun tercampur menjadi satu dan mengalir keluar dari mulut Sakura.
"Nggghhh! Hmmmpp! Nngg—nnggh!"
Sakura kembali mendesah di dalam mulut Sasuke saat tangan pemuda raven itu meremas kuat dada Sakura. Sakura yang merasa pasokan udaranya hampir habis mencoba berontak dengan menggeleng-gelengkan kepalanya. Dengan sangat terpaksa, akhirnya Sasuke melepaskan kulumannya dari bibir Sakura.
Sakura menghirup udara sebanyak-banyaknya dengan menggunakan mulutnya, seakan tidak mau berbagi dengan orang lain. Sakura merasa udara di kereta ini benar-benar tidak cukup untuk dirinya. Terlalu sesak.
"Bagaimana?" Ucap Sasuke sambil menyeka air liur yang ada di sekitar bibir tipisnya itu. "Terangsang, Honey?"
Sakura diam bergeming. Perempuan itu masih menghirup udara untuk mengisi paru-parunya yang kosong akibat Uchiha mesum ini.
"Apa kau terangsang?" Tanya Sasuke sekali lagi.
"Apanya yang terangsang?! Kau hampir membunuhku!"
Sasuke menyeringai nakal. "Oh, jadi kau belum terangsang, eh?" Sasuke pun memutar tubuh Sakura sehingga perempuan soft pink itu menghadap ke arah pintu kereta. "Aku akan membuatmu terangsang di kereta ini, sayang,"
"Tu—tunggu! A—apa yang—A—ah~! Sa—sasuke—ah!"
Dengan cepat, Sasuke langsung memasukan jari telunjuknya ke lubang Sakura. Didiamkannya jari telunjuk itu di lubang Sakura. Salahkan Ino dan Hinata yang tidak mengijinkannya memakai celana hotpants untuk lapisan dress-nya. Dia hanya memakai celana dalam. Sekarang keadaannya benar-benar gawat. Sangat gawat! Sekali lagi, SANGAT GAWAT, para pembaca!
"A—aah! Sa—sakit!" Sakura mengerang kesakitan saat jari telunjuk Sasuke mulai bergerak maju-mundur di lubang vaginanya.
"Sempit sekali lubangmu, Sakura." Bisik Sasuke di telinga Sakura. "Aku tak bisa membayangkan jika penis-ku masuk ke lubangmu ini."
"Ah—aah! Hen—hentikan—ah! Ak—simu, He—hentai! Ngghh!"
Seakan telinganya tuli, Uchiha itu terus memaju-mundurkan telunjuknya di lubang vagina Sakura. Tentu saja Sasuke mudah melakukannya karena vagina Sakura sekarang telah mengeluarkan cairan lubrikasi yang memudahkannya untuk bermain dengan lubang vagina Sakura.
"Nggh! Ngghhh~! Aa—aahhh~!"
Sakura mencoba menahan mati-matian desahannya ketika jari tengah Sasuke mulai menerobos masuk ke dalam lubangnya. Dua jari pun mulai kembali mengocok vaginanya dengan gerakan sedang. Dengan sekuat tenaga, Sakura menggenggam erat pegangannya pada pintu kereta tersebut. Mengingat keadaan tubuhnya yang sedikit menungging ke arah Uchiha mesum tersebut.
"Kita masih punya waktu 35 menit lagi untuk sampai ke taman bermain Midorigaoka," Sasuke mendekatkan wajahnya ke telinga Sakura. "Aku harap, kau bisa bertahan dengan jari-jariku yang bermain di lubangmu, Honey."
SHANNARO! 35 MENIT ITU SANGAT LAMA!
"Bagaimana Sakura? Terangsang?" Tanya Uchiha itu dengan jari yang masih mengocok vagina Sakura.
"Aaah! Nggh! A—aku u—ugh! Ti—tidak te—terangsang! Hyaa—aah!"
Uchiha itu tersenyum nakal. "Kau masih tidak mau mengaku?"
Sakura mengeratkan pegangan tangannya ke pintu kereta. "Hen—hentikan! Hyaa—ah! Aaa—ah!"
"Kau bilang berhenti?" Sasuke mulai mengocok vagina Sakura dengan tempo yang cepat. "Apa kau tahu? Vagina-mu semakin condong ke arahku."
BLUSH!
Wajah Sakura memerah di sela-sela kegiatan mereka. Sakura pun menjadi diam. Sekarang yang dipikirkannya adalah bagaimana cara menahan desahan terkutuk ini.
"Ah ah ah! Sasuke! Hyaa—ah! Ah ah! Nggh! Sa—sakit!" Sakura kembali merintih kesakitan di saat Sasuke memaju-mundurkan kedua jarinya dengan gerakan yang sangat cepat. Sasuke merapatkan tubuhnya ke arah Sakura agar tidak ada yang melihat bahwa dia sedang mengocok vagina Sakura. Karena tubuh Sasuke yang terlalu rapat, Sakura dapat merasakan sesuatu yang menegang dari celana Sasuke.
"Kenapa? Kau kaget penisku menegang?" Ucap Sasuke di telinga Sakura.
"Ah ah ah ah! Ngghh! Aa—aahhh!" Sakura yang sudah hilang kendali hanya bisa mendesah karena kocokan itu semakin cepat.
"Hanya dua jari saja kau seperti ini, hn? Bagaimana kalau 'milik'ku masuk?"
"Aaah! Aaa—aah! Hen—hentikan—hyaaa!"
Sekarang Sakura benar-benar tak dapat lagi menahan beban tubuhnya di pintu kereta. Tubuh Sakura pun bergoyang dengan tak menentukan akibat tusukan dari jari-jari Sasuke yang bertenaga. Belum lagi, ucapan-ucapan Sasuke yang sukses menaikkan libidonya.
"Belum keluar, huh? Bagaimana kalau aku tambahkan satu jari lagi?"
"Hyaaa! Ah ah ah!"
Jari manis Sasuke pun sukses masuk dengan lancar ke vagina Sakura. Kocokan Sasuke pun semakin cepat. Sasuke pun tak peduli lagi dengan keadaan sekitar. Begitu juga dengan Sakura. Desahan-desahan yang lolos dari bibir ranumnya itu semakin keras di saat perempuan soft pink itu merasakan ada sesuatu yang melesak ingin keluar dari vaginanya.
"Aaaahh! Sasuke! Sa—sasuke-kun! Ah ah ah! Nggghh! Sasuke!"
Sasuke menyeringai. Perempuan soft pink ini akhirnya mendesahkan namanya.
"Ada sesuatu ingin keluar dari vagina sempitmu ini, eh?"
Sakura mengangguk lemah dengan keringat dingin bercucuran. Perempuan itu benar-benar tidak tahan lagi.
Pemuda berambut raven itu tersenyum penuh kemenangan. Pertama, Sakura mendesahkan namanya. Kedua, Sakura sekarang sudah tunduk kepadanya. Ah, pemuda mesum ini sekarang tak sabar untuk menjadikan Sakura sebagai miliknya.
"Aaah! Ah! AAAAKKKHH!"
Desahan panjang Sakura yang cukup keras pun mengakhiri permainan mereka. Sakura orgasme. Sasuke pun mengeluarkan jari-jarinya yang ada di lubang vagina Sakura. Cairan bening kental pun membasahi jemari pemuda raven itu.
"Hm, banyak juga yang keluar," Sasuke meyeringai nakal. "Ini yang pertama bagimu kan?"
Sakura tak menjawab pertanyaan Sasuke. Perempuan soft pink itu masih merasa lelah. Sasuke masih tersenyum nakal penuh kemenangan.
"Hei, apa kau punya tisu?"
"Ugh, di—di dalam tas," Ucap Sakura dengan keadaan yang masih sangat lelah.
Sasuke pun langsung membersihkan tangannya dengan tisu yang ada di dalam tas Sakura. Hari ini Sasuke benar-benar senang karena rencananya telah berhasil membuat Sakura orgasme. Sekarang tinggal beberapa rencana lagi untuk mereka akan ada di Love Hotel. Fufufu! Sasuke ternyata licik.
"Kereta XXXX dengan tujuan XXXX telah sampai. Penumpang di harapkan memeriksa barang bawaan anda sekalian. Terimakasih."
Dengan langkah yang gontai, Sakura langsung keluar dari kereta. Nafas yang tersengal-sengal membuat perempuan soft pink itu merasa dirinya sangat lelah dan lemas. Kakinya sekarang benar-benar lemas untuk berjalan. Apa ini karena efek orgasme pertamanya tadi?
BRUK!
Sakura jatuh terduduk. Perempuan itu benar-benar tak punya tenaga lagi untuk berdiri. Sasuke yang berada disampingnya pun kaget saat perempuan soft pink itu jatuh dengan tiba-tiba.
"Sakura! Kau tidak apa-apa?"
Perempuan itu diam dengan keadaan yang masih terduduk. Pemuda raven itu menatap heran pacar barunya.
"Kau kenapa?"
Sekali lagi, pemuda raven itu bertanya kepada perempuan yang ada dihadapannya ini. Tetapi perempuan itu masih terdiam. Diam bergeming. Dengan perlahan, Sasuke pun berjongkok di hadapan Sakura.
"Hei, jawablah, kau kena—!"
PLAAKK!
Sebuah tamparan keras mendarat di wajah mulus Sasuke. Tamparan panas yang penuh dengan kemarahan.
"Heh! Apa yang kau—!"
TES! TES! TES!
Dan cairan bening pun sukses mengalir di wajah Sakura.
"Hiks—! Kurang ajar! Hiks—!"
Sasuke manatap Sakura heran. Ada apa ini? Kenapa perempuan dihadapannya ini menangis? Belum lagi kata-kata menyesakan yang keluar dari bibir ranum Sakura.
"Hiks! Kau bajingan! Dasar Mesum! Hiks!"
Pemuda raven itu terdiam. Baru pertamakali ini ada seorang perempuan yang menangis diperlakukan seperti itu di dalam kereta. Padahal gadis ataupun wanita yang diperlakukannya seperti itu, pasti akan meminta untuk melanjutkannya di Love Hotel.
Ah, lagi-lagi Love Hotel.
"Jahat!"
Hotel yang sangat di benci Sakura.
"Kau jahat! Dasar mesum! Hiks!"
Perempuan ini benar-benar berbeda.
"Kau manusia yang tidak tau arti malu, Uchiha! Hiks!"
Sangat berbeda.
"Ugh, Hiks! Ja—jahat! Hiks."
Benteng perempuan ini sangat sulit untuk ditaklukan.
Sasuke yang merasa bersalah kemudian berinisiatif untuk mencoba menghapus air mata Sakura yang masih mengalir deras bak air terjun. Tapi sayang sekali, tangan Uchiha itu ditepis mentah-mentah.
"Jangan sentuh aku!" Bentak Sakura kemudian berdiri—walaupun masih lemas—membersihkan bagian bawah dress miliknya. "Maaf saja, Uchiha, Aku bukan perempuan murahan yang sering kau temui dan kau permainkan kemudian menjadi boneka nafsumu! Aku adalah seorang perempuan yang ingin di sayangi kekasih atau pacarnya, bukan untuk di mesumi! Hiks!"
Air mata Sakura masih mengalir. Pemuda raven itu masih menatap Sakura dengan tatapan bersalah.
"Ma—maafkan aku Sa—saku—!"
"Aku membencimu!"
Dan dua kalimat tersebut sukses membuat mata Sasuke membulat. Tentu saja hatinya juga terhenyak. Yang benar saja, Sakura membencinya. Berarti rencana yang sudah dia susun tadi malam gagal total. Ah, ini membuatnya sangat kesal. Sangat-sangat kesal.
Sakura yang pikirannya telah kacau dan campur-aduk kemudian berlari meninggalkan Sasuke. Perempuan soft pink itu terus berlari tanpa mempedulikan pemuda raven yang masih menatapnya dari kejauhan. Dia juga tidak peduli dengan perkataan-perkatan kasar dari orang-orang yang dia tabrak. Sekarang yang lebih penting adalah pergi menjauh dari tempat ini. Perempuan itu ingin menyendiri. Ya, perempuan itu merasa bahwa organ dalamnya—Hati—sakit dan pedih. Dia tidak menyangka ternyata seperti ini rasanya jika kecewa dengan seseorang.
Ya, perempuan soft pink itu kecewa dengan pemuda raven yang sudah jauh dari dirinya.
Tiba-tiba langkah perempuan itu terhenti ketika dia menabrak seorang pemuda berambut merah dari arah yang berlawanan. Mereka berdua pun jatuh terduduk secara bersamaan dengan Sakura duduk dipangkuannya. Tentu saja mereka berhadapan.
"He—hei! Matamu kemana, hah?!"
"Hiks—Hiks—Hiks!"
Pemuda merah tersebut kaget setelah dia mendengar suara isakan tangis yang lolos dari bibir ranum perempuan berambut pink dihadapannya. Eh—tunggu dulu. Sepertinya, dia pernah melihat rambut ini di sekolahnya. Ya,perempuan didapannya ini adalah perempuan yang secara tidak sengaja pernah menelanjanginya di sekolah tempo hari lalu.
"Cepat bawa aku! Hiks!"
"He—hei! Ka—kau kan perempuan yang pernah-!"
"Kumohon, Hiks!"
Pemuda berambut merah tersebut terdiam. Haruskah dia membawa perempuan ini? Kenapa perempuan ini menangis dan bersikeras meminta padanya untuk dibawa pergi? Haruskah permintaan ini di turuti?
"Ta—tapi aku-!"
Sebuah ciuman lembut pun tercipta di bibir mereka berdua.
Ya, Sakura menciumnya. Mencium pemuda tersebut agar diam dan menuruti permintaannya. Setelah mencium pemuda tersebut, Sakura memeluknya erat. Sangat erat. Takut bahwa pemuda berambut merah tersebut meninggalkannya.
"Kumohon, cepat bawa aku, Hiks!"
.
.
Dan Sakura tak pernah tahu bahwa dia telah menjerat kedua pemuda yang berbeda itu ke dalam cinta segitiga.
.
.
.
.
TO BE CONTINUE

1 komentar:

  1. Bisakah anda tidak menghilangkan nama pembuat karangan pada cerita ini? Kenapa anda hilangkan? Sebelumnya saya oke-oke saja karena masih ada nama pengarang pada chapter 1 dan 2 tapi saya marah karena nama pengarang (Azuka-nyan) anda hapus pada chapter 3 dan 4. Kenapa? Apakah anda tahu, membuat cerita seperti ini memerlukan waktu yang sangat lama. Dan anda dengan seenak jidat men COPAS cerita saya bahkan menghilangkan nama saya! Oh, what the hell! Setidaknya anda minta izin dulu sebelum mencopas. Ah, warga Indonesia memang suka copas tanpa permisi -_____- Sebaiknya anda bikin cerita dengan ide sendiri. bukan ide orang lain.

    Salah dan khilaf mohon di maafkan.

    Tertanda: Afni Zulaika Pratiwi (Azuka-nyan)

    BalasHapus

Total Tayangan Halaman