Rabu, 19 Juni 2013

My Hentai Prince chapter 1


Disclaimer :
Naruto © Masashi Kishimoto
Warning : OOC, Typo bertebaran, EYD parah, cerita GaJe, dll.
Dont like? Up to you!
Happy Reading

"Kau harus berpacaran denganku."
"Heee~ Apa maksud—!"
"Kau harus berpacaran denganku, ini perintah!"

"Kyaaa! Sasuke-kun!"
"Ya Tuhan! Dia datang!"
"Siapa perempuan yang disebelahnya itu?!"
"Jangan-jangan—!"
"Kyaaaa!"
Ya, di atas sana kalian bisa lihat beberapa dialog aneh diucapkan oleh para gadis yang berkumpul untuk melihat orang bernama 'Sasuke-kun' tersebut. 'Sasuke-kun.' Nama yang begitu cukup familiar bukan? Tentu saja. Uchiha Sasuke, dia adalah orang yang (paling) tampan di sekolah ini, Higashi Gakuen. Sudah sepantasnya para gadis tersebut menjerit-jerit karena ketampanannya yang lebih dari kata sempurna.
Eh? Kalian bertanya tentang aku? Baiklah, aku Haruno Sakura. Salah satu murid dari Higashi Gakuen yang (paling) tidak terkenal. Aku biasa-biasa saja. Bertolak belakang sekali kan dengan laki-laki yang berada disampingku ini? Ya, pasti kalian bertanya-tanya kenapa aku ada disampingnya. Sebenarnya ini terjadi tepatnya kemarin sehabis pulang sekolah...
.
.
"Aku menunggumu diatap setelah pulang sekolah. Aku harap kau datang."
Aku terdiam setetah membaca sepucuk surat yang berada di dalam lokerku. Aku baca berulang-ulang surat singkat tersebut. Tidak ada nama pengirimnya. Hanya ada beberapa tulisan yang berisi perintah untukku. Surat apa ini? Seberapa pentingkah surat ini untukku? Aku bingung. Haruskah aku pergi keatap sekolah?
Aku masukkan surat tersebut ke saku rok kemudian berjalan kearah tangga untuk menuju ke atap sekolah. Aku penasaran dengan pelaku yang mengirimku surat aneh ini. Kalian tau kan, rasa penasaran itu sangat besar.
BRAK!
Aku membuka pintu atap sekolah dengan sedikit kasar. Ku arahkan penglihatanku ke sekeliling tempat tersebut. Tanpa sengaja aku melihat seorang laki-laki yang sedang berdiri sambil menyenderkan tubuhnya kearah pagar pembatas. Dia tersenyum padaku. Senyum yang menurutku nakal. Senyum yang langsung membuat wajah polosku memereh seketika. Akupun menundukkan kepalaku sedalam-dalamnya. Aku malu. Kejadian ini membuat kami berdua terjebak dalam keheningan.
"Akhirnya," Ucap laki-laki tersebut memecahkan keheningan. "Kau datang juga."
Ah, laki-laki itu berbicara. Begitukah suaranya? Terasa lembut untuk didengar.
"Ada yang ingin aku bicarakan padamu." Tambahnya lagi.
Aku tersentak. "A—apa yang ingin kau bicarakan?" Walaupun gugup, aku tetap bersikap tenang.
"Hahaha," Laki-laki itu tertawa manis. "Tak usah gugup."
Aku terdiam mendengar ucapannya yang tahu bahwa aku sedang dilanda kegugupan yang sangat tinggi. Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?
Beberapa saat kemudian, dia mendekat kearahku yang telah lama berdiri didekat pintu atap sekolah. Aku semakin gelagapan. Tak tau apa yang harus aku lakukan, aku hanya menundukkan wajahku yang memerah. Aku berdoa semoga dia tidak memakanku hidup-hidup.
"Hmm," Laki-laki itu menyentuh daguku. Membimbing kepalaku untuk berhadapan dengannya. "Menarik. Kau harus berpacaran denganku."
DUENG!
"Heee~?!" Aku kaget. "Apa maksud—!"
"Kau harus berpacaran denganku, ini perintah!"
PRANG!
Bagai gelas yang pecah. Aku kaget setengah mati. Perintah apa-apaan ini? Jadi ini alasan dirinya memintaku datang ke sini. Dasar aneh!
"A—aku..." Aku meneguk ludah meneruskan kata-kata selanjutnya. "Aku tidak mau!"
"Kau tidak mau?" Tanyanya. "Jadi kau minta hukuman?"
"Hee~?! Hukuman?!" Aku semakin kaget dan bingung. "Untuk apa kau menghukumku?!"
Laki-laki itu tersenyum nakal lagi kemudian semakin mendekat kearahku. "Kau akan menyesal tuan putri."
BRAK!
"Ap—apa yang—! Hmmp—!"
Aku tak dapat meneruskan kata-kataku lagi. Dia menciumku. Menciumku dengan lembut. Aku pun mencoba berontak. Tapi kenapa tak bisa? Dia sudah mengunciku dengan merapakatkan tubuhnya kearahku. Sial! Ini ciuman pertamaku! SHANNARO!
BRUK!
Aku pun mendorongnya dengan sekuat tenaga. "Apa-apaan ini?!"
"Aku memberimu hukuman."
"Itu ciuman pertamaku!"
"Hah?!" Sekarang, malah laki-laki itu yang kaget mendengar ucapanku. "Aku kira kau—"
"Aku belum pernah pacaran!"
Laki-laki itu tersenyum nakal lagi untuk kesekian kalinya sambil membelai lembut wajahku. "Baguslah. Sekarang pacaranlah denganku dan berikan semua yang pertama bagimu, Sa-ku-ra."
BLUSH!
"Me—mesum!"
"Memang."
BLUSH!
Ah, sial! Wajahku semakin memerah.
"Dasar pangeran He—hentai!"
"Hahaha." Lelaki itu tertawa lepas kemudian menjauh dariku. "Kau baru tahu?"
Aku diam seribu bahasa. Tidak berani menjawab pertanyaannya tersebut. Jika aku berani melawan kata-katanya nanti, aku bisa mati hidup-hidup.
"Sepertinya sudah terlalu sore." Laki-laki itu melirik jam tangannya. "Ayo, kita pulang bersama, Honey."
HONEY?!
"Ke—kenapa kau memanggilku seperti itu?!"
"Itu lebih mudah." Laki-laki tersebut menghela napasnya. "Sekarang kau panggil aku Darling."
WHAT?!
"Tidak!" Ucapku dengan nada bentakkan.
Laki-laki tersebut tertawa kemudian membuka pintu atap sekolah. "Kalau begitu, panggil aku Sasuke-kun."
EH?
Tunggu dulu!
Sasuke?
Jangan-jangan...
"Kau?!" Ucapku kaget. "Kau Uchiha Sasuke yang terkenal di sekolah kan?!"
Laki-laki yang bernama Sasuke itu tersenyum. "Kau baru tau?"
Dalam hatiku yang terdalam, aku ingin masuk ke dalam lubang yang sangat dalam dan mengubur diriku hidup-hidup.
.
.
"Begitulah ceritanya." Aku menghela nafas panjang.
"Jadi, semuanya gara-gara surat singkat itu?" Ucap Ino, sahabat karibku.
Aku mengangguk dan mengeluh kesal. "Andai saja aku tak datang ke atap sekolah."
"Ta—tapi, ka—kalau Sa—Sakura-chan tidak datang, Sa—Sakura-chan ti—tidak dapat pa—pacar." Ucap Hinata, sahabat karibku yang paling pemalu.
"Pacar sih pacar," Ucapku. "Tap dia itu mesumnya keterlaluan!"
"Eh?!" Ino dan Hinata kaget. "Dia mesum?"
Aku mengangguk mantap. "Dia..." Aku memberi jeda pada perkataanku dengan wajah yang memerah. "Dia men—"
"Aku menciumnya."
DEG!
Suara ini!
Jangan-jangan...
"UCHIHA SASUKE?!"
"Apa?" Dia hanya berucap datar.
"Kau menciumnya?" Ino kembali memastikan.
"Iya. Mau bukti?"
BLUSH!
Ah, wajahku memerah.
"Sasuke!" Bentakku kasar. "Cepat kembali ke kelas mu."
"Mana suffiks –kun untukku?"
BLUSH!
Wajahku semakin memerah. Aku semakin malu. Sekarang orang-orang yang berada di kelas sedang melihat aku dan Sasuke. Bagaimana ini? Aku gugup!
"Ce—cepat kembali ke kelasmu, Sa—Sasuke-kun!"
"Mulai hari ini dan seterusnya, kelasku disini kok."
DUENG!
"Apa yang kau bicarakan?!"
"Aku meminta pindah kelas dengan guru karena aku sudah bosan di kelas yang lama. Aku ingin sekelas denganmu, Sakura-chan."
BLUSH!
"Ja—jangan menggodaku!" Aku berucap kasar dengan wajah yang memerah. "Me—memangnya kau siapanya diriku?!"
"Aku pacarmu. Kemarin kita sudah berciuman, bukan?"
BLUSH!
"HAH?!" Semua murid yang ada di kelas pun kaget mendengarkan ucapan Sasuke. Sedangkan aku hanya ber-blushing ria. Aku terdiam. Sekarang mulutku benar-benar kaku untuk membalas ucapan Sasuke. Dapat ku lihat beberapa murid terlihat shock aku berpacaran dengan Sasuke. Pasalnya, aku adalah murid yang biasa-biasa saja, sedangkan Sasuke adalah murid yang luar biasa. Pasti ada beberapa orang yang berpikir kenapa aku bisa berpacaran dengan Sasuke, idola sekolah.
.
.
.
"Anak-anak," Ucap Shion-sensei. "Kalian sudah tau kan bahwa hari ini Uchiha Sasuke akan pindah ke kelas kita?"
Semua murid mengangguk, kecuali aku dan Sasuke.
"Baiklah. Nah, Sasuke, kau mau duduk dimana?"
Sasuke memandang seluruh kelas. Pandangan matanya seperti sedang mencari seseorang. Tentu saja orang yang dicarinya adalah...
"Aku ingin duduk di sebelahnya Sakura."
...Aku.
"Baiklah, silah—!"
"Tu—tunggu!" Sergahku memotong ucapan Shion-sensei. "Ta—tapi Tenten duduk disebelahku!"
"Sakura," Ucap Shion-sensei. "Tenten sudah pindah sekolah kemarin."
SKAK MAT!
Ah, aku kalah total.
"Baiklah, kau bisa duduk disebelahnya Sakura."
"Terimakasih." Ucap Sasuke kemudian langsung menuju kearah tempat duduk yang kosong disebelahku.
"Sekarang, buka buku kalian halaman 107. Baca dan pahami."
Aku pun membuka buku yang disarankan Shion-sensei. Beberapa saat kemudian, aku merasakan bahwa sebuah tangan sedang meraba pahaku.
"Sakuke—Hmmp!"
"Ssttt! Jika kau berisik, kita akan ketahuan!" Bisiknya sambil menutup mulutku dengan tangan kirinya.
"Hmmpp!" Aku mencoba melepaskan tangannya dari mulutku.
"Untung saja kau duduk paling belakang. Jadi, kita bisa melakukan hal seperti ini."
"Hmmp~!" Aku mendesah tertahan. Tangan kanannya mulai meraba pahaku lagi. Dia meraba pahaku dengan lembut. Dilakukannya kegiatan itu berulang-ulang sampai tangannya itu mulai menyingkap rok-ku keatas.
"Hmmp!" Aku menggerakkan tubuhku agar terlepas dari cengkramannya.
"Kau terangsang?" Sasuke tersenyum nakal. "Aku akan melanjutkannya."
"Hmmmpp!" Aku kembali berontak. Tangannya kembali menyingkap rok-ku lagi.
"Pink." Bisiknya ditelingaku. "Seleramu bagus juga, Honey."
SIAL!
Sasuke mulai meraba-raba selangkanganku yang masih tertutupi celana dalam.
"Hmmpp!" Aku berontak dengan setengah mendesah. Apa yang terjadi padaku? Aku benar-benar hilang kendali.
"Basah." Bisiknya tersenyum. "Kau terangsang."
BLUSH!
Aku mencoba bangkit dari tempat dudukku, tetapi Sasuke menahannya. Aku berusaha dengan sekuat tenaga dan akhirnya aku...
BRUK!
...terjatuh dari tempat duduk.
"Aduh!"
Sekarang, mata semua orang di kelas menatap kearahku heran.
"Kau kenapa, Haruno-san?" Ucap Shion-sensei bingung.
"Tak apa-apa." Aku tertawa hambar. Mana mungkin kan aku menceritakan hal yang sebenarnya?
"Sini, aku bantu kau berdiri." Ucap Sasuke sambil mendekatkan tubuhnya kearahku.
GYUUUT!
Eh?
"KYAAAAA!"
BUUUAAAGGHHH!
.
Bisa dipastikan sekarang Uchiha Sasuke pingsan ditempat mendapat 'bogem mentah' dari Sakura karena saat membantu Sakura berdiri, dia malah menyentuh payudara Sakura.
.
Sepertinya, petualangan Sakura dalam menghadapi pangeran mesum yang menjadi pacarnya sekarang ini akan terus berlanjut di chapter depan.
.
.
.
TO BE CONTINUE

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman